Minggu, 26 September 2010

TUGAS PENGANTAR ILMU POLITIK

PENDEKATAN PENDEKATAN POLITIK

Aspek: Tradisionalis/Kelembagaan, Behavioralis, Post Behavioralis
1 Unit analisa:
-Lembaga lembaga formal negara (eksekutif, legislatif, yudikatif)
-Perilaku individu khususnya dalam situasi politik
-Perilaku individu secara keseluruhan termasuk memerhatikan kaum yang termarginalkan
2 Awal kemunculan Sebelum Perang Dunia II:
-difokuskan untuk mempelajari fungsi dan struktur lembaga politik formal khususnya pada negara negara di Eropa barat Sekitar tahun 60-70an
-sebagai kritik atas pendekatan Kelembagaan yang dianggap terlalu deskriptif dan statis karena hanya mempelajari fungsi dan struktur lembaga lembaga formal pada negara yang umumnya keadaan politiknya sudah mapan Sekitar tahun 70-80an
-sebagai kritik atas pendekatan Behavioralis karena dalam praktiknya cenderung kurang memerhatikan kaum yang termarginalkan dalam menganalisa situasi politik
3 Orientasi keilmuan:
-Hukum, sejarah, filsafat
-Sosiologi, antropologi, psikologi
-Sosiologi, antropologi, psikologi
4 Sifat pendekatan:
• Historis (hanya memusatkan diri pada upaya melacak, menggambarkan dan menganalisa perkembangan lembaga politik formal)
• Normatif (mengutamakan nilai dan norma)
• Deskriptif (membahas atau menggambarkan kelebihan dan kekurangan lembaga politik formal) • Para ilmuwan harus bersifat value free (bebas nilai), artinya dalam melakukan penelitian ilmuwan tidak melibatkan diri dari masalah sosial, hanya sekadar peneliti saja • Future oriented. Ilmuwan tidak hanya sekadar penelilti tetapi juga harus berhubungan dengan masalah sosial sehingga penelitian mengandung tujuan tertentu untuk memperbaiki kehidupan masyarakat
5 Metode penelitian:
-Kualitatif (berupa deskripsi atas penggambaran dan perkembangan lembaga politik formal)
-Kuantitatif (berupa statistik atas hasil penelitian dalam menganalisa gejala politik)
-Kuantitatif-kualitatif (berupa data statistik atas hasil penelitian dalam menganalisa gejala politik, kemudian menggunakan metode kualitatif berupa deskripsi mengenai solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan gejala politik yang terjadi)


Sumber :
Budiarjo, Mirriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik edisi revisi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2008
Varma, SP., peny. Teori Politik Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007

Minggu, 19 September 2010

Antara Kebenaran dan “Pembenaran”

Antara Kebenaran dan “Pembenaran”


dakwatuna.com – Semua anak Adam selalu menginginkan terjadinya hal-hal yang benar, selalu ingin perilaku dan tindak tanduknya dinilai benar, selalu berharap orang lain memberikan kepadanya hal-hal yang benar…. Tetapi ternyata….. Ternyata hal-hal yang dianggap benar, atau dinilai benar tidak semuanya berdasarkan pada Kebenaran. Terkadang hal-hal yang terlihat atau tampak benar sebenarnya hanyalah berdasarkan pembenaran semata. Tidak semua kesalahan sulit dibungkus dengan retorika pembenaran. Tidak semua hawa nafsu telanjang tanpa pakaian pembenaran. Tidak semua kepalsuan terlihat apa adanya.

Ada jarak yang jauh antara kebenaran dengan (yang sekedar) pembenaran. Karena:

Kebenaran bersumber dari Allah, sedangkan pembenaran bersumber dari hati yang sakit.

Allah berfirman tentang kebenaran:

147. kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu Termasuk orang-orang yang ragu. (al-Baqarah: 147)

Sementara tentang pembenaran Allah berfirman:

10. dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.

11. dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. mereka menjawab: “Sesungguhnya Kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (al-Baqarah: 10-11)

Kebenaran menenteramkan hati, sementara pembenaran hanyalah membuat hati guncang dan ragu.

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits diriwayatkan dari Wabishoh bin Ma’bad:

جِئْتَ تَسْأَلُنِي عَنْ الْبِرِّ وَالْإِثْمِ؟ قُلْتُ نَعَمْ فَجَمَعَ أَصَابِعَهُ الثَّلَاثَ فَجَعَلَ يَنْكُتُ بِهَا فِي صَدْرِي وَيَقُولُ يَا وَابِصَةُ اسْتَفْتِ نَفْسَكَ الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ وَاطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي الْقَلْبِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ رواه أحمد

“Engkau bertanya kepadaku tentang kebaikan dan dosa.” Wabishoh menjawab, “Iya wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah mengumpulkan tiga jarinya dan menusukkannya ke dada Wabishoh, dan bersabda, ” Wahai Wabishoh, tanyalah hatimu. Kebaikan adalah sesuatu yang membuat hatimu tenang dan jiwamu tenteram. Sedangkan dosa adalah sesuatu yang mengganjal di hatimu dan mengguncang dadamu, meskipun orang-orang sudah memberimu jawaban. (HR Ahmad juz 37 hal. 438 no. 17315)

Kebenaran bertahan lama, sementara pembenaran cepat atau lambat akan tersingkap kepalsuannya.

17. Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, Maka arus itu membawa buih yang mengambang. dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan. (ar-Ra’du: 17)

Kebenaran melahirkan kebaikan, sedangkan pembenaran melahirkan kerusakan.

Tentang akibat masyarakat yang menegakkan kebenaran Allah berfirman,

96. Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (al-A’raf: 96)

Tentang masyarakat yang didominasi oleh dosa Allah berfirman,

41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(ar-Rum: 41)

Kebenaran terkadang kurang populer, sedangkan pembenaran selalu mengandalkan popularitas.

Allah berfirman:

116. dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah menduga-duga. (al-An’am: 116)

Sedangkan tentang orang-orang munafiq Allah menceritakan bagaimana mereka memakai sumpah palsu untuk mendapatkan popularitas, Allah berfirman,

62. mereka (orang-orang munafiq) bersumpah kepada kamu dengan (nama) Allah untuk mencari keridhaanmu, Padahal Allah dan Rasul-Nya Itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya jika mereka adalah orang-orang yang mukmin. (at-Taubah: 62)

Allah juga berfirman

204. dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah penantang yang paling keras. (Al-Baqarah: 204)

Kebenaran adalah sesuatu yang diperjuangkan orang mukmin, sementara pembenaran adalah hal selalu dipakai oleh orang munafik.

Nabi Syu’aib a.s. mengatakan

“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (Hud: 88)

Nabi Syu’aib ketika mengatakan kebaikan, dia dalam posisi memperjuangkan kebenaran yang kadang tidak mendatangkan keuntungan untuknya.

Sedangkan pengguna topeng pembenaran menggunakan retorika untuk membela kepentingan dan mempertahankan zona amannya.

62. Maka Bagaimanakah halnya apabila mereka sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: “Demi Allah, Kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna”.

63. mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasehat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. (an-Nisa’: 62-63)

Pencari kebenaran selalu mengintrospeksi dirinya, sedangkan pengguna pembenaran selalu menutupi cacatnya.

Rasulullah bersabda,

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ رواه الترمذي وابن ماجه

“Orang yang pandai adalah yang mengekang jiwanya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang lemah adalah yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan banyak berangan-angan terhadap Allah. (HR at-Turmudzi dan Ibnu Majah)

Kebenaran terkadang pahit dan tidak sesuai dengan hawa nafsu sedangkan pembenaran selalu mengikuti hawa nafsu.

Rasulullah SAW bersabda,

حُفَّتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ رواه البخاري ومسلم واللفظ له

“Surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai, sedangkan neraka dikelilingi oleh syahwat.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Kebenaranlah yang pada akhirnya bermanfaat di akhirat, sedangkan pembenaran hanya akan mempersulit hisab seseorang.

13. pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya.

14. bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri,

15. meskipun Dia mengemukakan alasan-alasannya. (al-Qiyamah: 13-15)

Semoga Allah memberi petunjuk dan kekuatan pada kita semua untuk mengetahui dan mengikuti kebenaran di mana pun dan kapan pun. Amiin. Allahu a’lam

Kampus itu bukan SMA mu..!!

KAMPUS ITU BUKAN SMA MU..!!

Seorang yang sudah mengenal da’wah sedari SMA bahkan SMP akan sangat menyadari bahwasanya ia memikul tanggung jawab berat sebagai seorang Da’i, sebagai makhluk yang dituntut untuk menyerukan kebaikan kepada manusia lainnya. Ia yang lebih dahulu mengenal tarbiyah akan menyadari bahwasanya banyak ilmu yang seharusnya ia pelajari tentang agama ini dan tentang kehidupan ini.
Namun tersadarlah bahwa keadaan da’wah SMP atau SMA amatlah lebih aman dibanding da’wah Kampus. Kampus, di mana da’wah menjadi lebih kejam dalam menyaring mereka yang lemah imannya. Di mana lebih banyak yang menghilang dari jalan ini, bila dibanding dengan mereka yang bergabung di jalan ini.
Maka dari itu bagi mereka yang akan memasuki kampus haruslah menyiapkan mental dan fisik untuk menghadapi kehidupan kampus, jika tidak mereka akan mudah terbawa arus kebebasan KAMPUS, entah kebebasan positifkah atau kebebasan negatif yang mereka lakoni? Mereka yang tidak membekali dirinya dengan persiapan akan menemui rasa kaget dan shock atas perbedaan yang amat mencolok dalam kehidupan kampus, terutama bagi mereka yang telah mengenal da’wah sebelumnya.
Memang tak terhindarkan lagi dimana ada kebaikan pastilah ada keburukan, begitu pula pergaulan kampus adanya anak kiri dan anak kanan dalam kesehariannya sudah tak mungkin terelakkan. Namun pentingnya lagi, keberadaan kedua aliran itu mepunyai lingkup yang amat luas. Menuntut pada da’i untuk bekerja extra dalam melancarkan da’wah dan juga dalam melakukan penjagaan hati.
Begitu pentingnya tarbiyah untuk membentengi diri dari penyakit hati dan kefuturan. Begitu pentingnya meluruskan niat semata karena illah kita ALLAH swt. Karena masa-masa kuliah adalah moment sang remaja menjadi seorang yang telah berprinsip dan menjadi pribadi matang yang menjalani proses pendewasaan diri dengan cara yang tepat dan benar.
Semoga mereka termasuk kita didalamnya menyadari betul pentingnya menjaga diri dan tarbiyah saat melewati kehidupan kampus yang makin menggila ini. Aamiin. Fh.

So, janganlah remehkan KAMPUS mu karena ia bukan SMA mu lagi.
Dan Beban keduanya adalah BEDA!
Siapkan diri menyambut amanah da’wah yang lebih dari sekedar SMA.
BANGKITLAH REMAJA INDONESIA CITA ITU MASIH ADA!

Jumat, 17 September 2010

PENGANTAR ADMINISTRASI NEGARA

Pengantar Ilmu Administrasi Negara
Bag 1
Pengertian Administrasi
Administrasi adalah sebuah istilah yang bersifat generik, yang mencakup semua bidang kehidupan. Karena itu, banyak sekali definisi mengenai administrasi. Sekalipun demikian, ada tiga unsur pokok dari administrasi. Tiga unsur ini pula yang merupakan pembeda apakah sesuatu kegiatan merupakan kegiatan administrasi atau tidak. Dari definisi administrasi yang ada, kita dapat mengelompokkan administrasi dalam pengertian proses, tata usaha dan pemerintahan atau adminsitrasi negara. Sebagai ilmu, administrasi mempunyai berbagai cabang, yang salah satu di antaranya adalah administrasi negara.
Administrasi negara juga mempunyai banyak sekali definisi, yang secara umum dapat dibagi dalam dua kategori. Pertama, definisi yang melihat administrasi negara hanya dalam lingkungan lembaga eksekutif saja. Dan kedua, definisi yang melihat cakupan administrasi negara meliputi semua cabang pemerintahan dan hal-hal yang berkaitan dengan publik.
Terdapat hubungan interaktif antara administrasi negara dengan lingkungan sosialnya. Di antara berbagai unsur lingkungan sosial, unsur budaya merupakan unsur yang paling banyak mempengaruhi penampilan (performance) administrasi negara.
Sejarah Pertumbuhan Administrasi Negara
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa terdapat tali sejarah yang merakit perkembangan administrasi negara. Apa yang dicapai dan diberikan oleh administrasi negara sekarang, tidak lepas dari upaya-upaya yang tidak kenal lelah yang telah dilakukan oleh para peletak dasar dan pembentuk administrasi yang dahulu. Administrasi modern penuh dengan usaha untuk lebih menekan jabatan publik agar mempersembahkan segala kegiatannya untuk mewujudkan kemak-muran dan melayani kepentingan umum. Karena itu, administrasi negara tidak dipandang sebagai administrasi “of the public”, tetapi sebaliknya adalah administrasi “for the public”.
Ide ini sebenarnya bukanlah baru. Orientasi semacam ini telah dicanangkan dengan jelas dalam ajaran Confusius dan dalam “Pidato Pemakaman” Pericles, bahkan dalam kehidupan bangsa Mesir kuno. Bukti – bukti sejarah dengan jelas membuktikan upaya-upaya yang sistematis, yang dikobarkan oleh tokoh-tokoh seperti Cicero dan Casiodorus. Selama abad ke-16 – 18 tonggak kemapanan admi-nistrasi negara Jerman dan Austria telah dipancangkan oleh kaum Kameralis yang memandang administrasi sebagai teknologi. Administrasi negara juga memperoleh perhatian penting di Amerika, terutama setelah negara ini merdeka.
Apa yang dikemukakan oleh Cicero dalam De Officiis misalnya, dapat ditemukan dalam kode etik publik dari kerajaan-kerajaan lama. Hal yang umum muncul di antara mereka adalah adanya harapan agar administrasi negara melakukan kegiatan demi kepentingan umum dan selalu mengembangkan kemakmuran rakyat. Dengan kata lain, administrasi negara tidak seharusnya mengeruk kantong kantornya (korupsi) demi kepentingan dirinya sendiri.
Pendekatan Administrasi Negara Modern
Perkembangan evolusioner administrasi negara diuraikan melalui pendekatan tradisional, pendekatan perilaku, pendekatan pembuatan keputusan (desisional) dan pendekatan ekologis. Secara khusus, pendekatan tradisional mengungkapkan tentang pengaruh ilmu politik, sebagai induk administrasi negara, pendekatan rasional dalam administrasi dan pengaruh Gerakan Manajemen Ilmiah terhadap perkembangan administrasi negara.
Di antara empat pendekatan yang diajukan, tidak ada satu pun pendekatan yang lebih unggul daripada pendekatan-pendekatan yang lain, karena setiap pendekatan berjaya pada sesuatu masa, di samping kesadaran bahwa setiap pendekatan mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Karena administrasi mengandung berbagai macam disiplin, sehingga cara pendekatan dan metodologi dalam administrasi juga beraneka ragam, maka administrasi negara merupakan bidang kajian yang dinamis. Selanjutnya sukar untuk secara khusus menerapkan satu-satunya pendekatan terbaik terhadap aspek administrasi tertentu. Kiranya lebih bermanfaat untuk mempergunakan keempat cara pendekatan tersebut sesuai dengan aksentuasi dari sesuatu gejala yang diamati.
Pengaruh politik terhadap administrasi negara selalu besar, tidak peduli kapan pun masanya. Hal ini disebabkan oleh adanya gejala di semua negara yang menunjukkan bahwa setiap pemerintah disusun di atas tiga cabang pemerintahan (legislatif, eksekutif, dan yudikatif). Hubungan terus menerus administrasi dengan politik mencerminkan keberlanjutan hubungan antara lembaga eksekutif dengan lembaga legislatif, sebagaimana dicerminkan dalam dua tahap pemerintahan, yakni tahap politik dan tahap administrasi. Jika tahap pertama merupakan tahap perumusan kebijakan, maka tahap kedua merupakan tahap implementasi kebijakan yang telah ditetapkan dalam tahap pertama.
PENTINGNYA STUDI ADMINISTRASI NEGARA
Kekhususan Administrasi Negara
Administrasi negara mempunyai banyak definisi yang berbeda satu sama lain, sesuai dengan cakupan dan pusat perhatian. Sekalipun demikian, jika administrasi negara dibandingkan dengan organisasi sosial yang lain, maka segera terungkap bahwa administrasi negara mempunyai hal-hal yang bersifat khusus yang tidak dimiliki oleh organisasi-organisasi lainnya. Caiden (1982) menunjukkan tujuh kekhususan administrasi negara, yaitu
1. Kehadiran administrasi negara tidak bisa dihindari.
2. Administrasi negara mengharapkan kepatuhan.
3. Administrasi negara mempunyai prioritas.
4. Administrasi negara mempunyai kekecualian.
5. Manajemen puncak administrasi negara adalah politik.
6. Penampilan administrasi negara sulit diukur.
7. Lebih banyak harapan yang diletakkan pada administrasi negara.

Identifikasi Administrasi Negara
1. Identifikasi terhadap administrasi negara, menurut pandapat Gerald E. Caiden,dapat ditempuh melalui lima cara berikut:
a. Identifikasi administrasi pemerintahan.
b. Identifikasi organisasi publik.
c. Identifikasi orientasi sikap administrasi.
d. Identifikasi proses yang bersifat khusus.
e. Identifikasi aspek publik.
2. Administrasi negara tidak bisa diidentifikasikan hanya atas dasar salah satu dari ke empat indikator berikut : administrasi pemerintahan, organisasi publik, sikap administrasi dan proses yang bersifat khusus.
3. Lima identifikasi mengandung unsur yang bersifat umum, yakni : administrasi negara menunjukkan aktivitas komunal yang diorganisasikan secara publik, dalam arahan politik, dan beroperasi berdasarkan kaidah-kaidah publik.

Peranan Administrasi Negara
Pentingnya studi administrasi Negara dikaitkan dengan kenyataan bahwa kehidupan menjadi tak bermakna, kecuali dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat public. Segala hal yang berkenaan dengan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang bersifat public telah dicakup dalam pengertian administrasi Negara, khususnya dalam mengkaji kebijaksanaan publik.
Dalam proses pembangunan sebagai konsekuensi dari pandangan bahwa administrasi Negara merupakan motor penggerak pembangunan, maka administrasi Negara membantu untuk meningkatkan kemampuan administrasi. Artinya, di samping memberikan ketrampilan dalam bidang prosedur, teknik, dan mekanik, studi administrasi akan memberikan bekal ilmiah mengenai bagaimana mengorganisasikan segala energi social dan melakukan evaluasi terhadap kegiatan. Dengan demikian, determinasi kebijaksanaan public, baik dalam tahapan formulasi, implementasi, evaluasi, amupun terminasi, selalu dikaitkan dengan aspek produktifitas, kepraktisan, kearifan, ekonomi dan apresiasi terhadap system nilai yang berlaku.
Peranan administrasi Negara makin dibutuhkan dalam alam globalisasi yang amat menekankan prinsip persainagn bebas. Secara politis, peranan administrasi Negara adalah memelihara stabilitas Negara, baik dalam pengertian keutuhan wilayah maupun keutuhan politik. Secara ekonomi, peranan administrasi Negara adalah menjamin adanya kemampuan ekonomi nasional untuk menghadapi dan mengatasi persaingan global
Krisis Identitas
Krisis identitas yang dialami administrasi negara, menurut Henry (1995:21), berkisar pada persoalan bagaimana administrasi negara memandang dirinya sendiri dalam waktu-waktu silam. Secara rinci krisis identitas dimaksud menunjukkan bahwa:
1. Krisis identitas yang dihadapi administrasi negara bertumpu pada tiadanya kesepakatan tentang administrasi negara sebagai ilmu ataukah bukan.
2. Sesuatu pengetahuan dapat dipandang sebagai ilmu apabila memenuhi dua ukuran berikut:
a. mempunyai paradigma teoritis;
b. mempunyai teori-inti.
3. Nicholas Henry menunjukkan adanya lima paradigma administrasi negara, yang terdiri dari
a. Dikhotomi politik-administrasi (1900-1927);
b. Prinsip-prinsip adiministrasi (1927-1937);
c. Administrasi negara sebagai ilmu politik (1950-sampai sekarang);
d. Administrasi negara sebagai ilmu administrasi (1956-1970);
e. Administrasi negara sebagai administrasi negara (1970-sampai sekarang)
4. Administrasi negara dapat dipandang sebagas studi multidisipliner yang bersifat eklektis karena banyak konsep yang dipinjam dari ilmu-ilmu lain.

HUBUNGAN ADMINISTRASI NEGARA DENGAN ILMU-ILMU YANG LAIN
Hubungan Administrasi Negara dengan Ilmu-ilmu Lain
1. Administrasi negara, sebagai salah satu cabang dari ilmu sosial, kehidupannya berlangsung dalam suatu lingkungan sosial tertentu, sehingga perwujudan aktivitasnya senantiasa berhubungan erat dengan berbagai cabang ilmu sosial, khususnya dengan ilmu sejarah, antropologi budaya, ilmu ekonomi, administrasi niaga, ilmu jiwa, sosiologi dan ilmu politik.
2. Perspektif administrasi negara akan lebih gampang diungkapkan dengan mempergunakan analisis sejarah dan antropologi budaya. Penggunaan analisis antropologi budaya akan melengkapi analisis sejarah.
3. Ilmu ekonomi menyumbangkan analisis biaya dan manfaat, sedang administrasi niaga menyumbangkan konsep PPBS dan makna Gerakan Manajemen Ilmiah kepada administrasi negara. Sementara ilmu jiwa membantu untuk memahami individu dalam situasi administrasi.
4. Sosiologi telah memberikan pambahasan yang mendalam mengenai birokrasi dan kooptasi, yang merupakan hal-hal yang amat menonjol dalam studi administrasi Negara

Hubungan Administrasi Negara dengan Ilmu Politik
1. Hubungan antara administrasi negara dan ilmu politik telah berjalan lama, karena secara praktis tidak ada batas yang tegas antara politik dan administrasi.
2. Orientasi politik dalam studi administrasi negara meletakkan administrasi negara sebagai satu elemen dalam proses pemerintahan. Administrasi negara dipandang sebagai satu aspek dari proses politik dan sebagai bagian dari sistem pemerintahan.
3. Munculnya dikhotomi politik-administrasi sebenarnya merupakan gerakan koreksi terhadap buruknya karakter pemerintah.
4. Dalam perkembangannya, orientasi politik dalam studi administrasi negara di kombinasikan dengan orientasi manajerial yang dikenal dengan orientasi politik-manajerial, dan orientasi sosio-psikologis yang dikenal dengan orientasi politik-sosio-psikologis
Masalah Focus dan Locus dari Administrasi Negara
1. Menurut Nicholas Henry, administrasi negara mengenal lima paradigma berikut:
Paradigma 1 : Dikhotomi politik-administrasi (1900-1926).
Paradigma 2 : Prinsip – prinsip administrasi negara (1927-1937).
Paradigma 3 : Administrasi negara sebagai ilmu politik (1950-1970)
Paradigma 4 : Administrasi Negara sebagai ilmu administrasi (1956-1970).
Paradigma 5 : Administrasi negara sebagai administrasi negara (1970 – sampai sekarang).
2. Lima paradigma tersebut bersifat tumpang tindih atau “overlaping”. Di mana “locus” (tempat = letak) dan “focus” (yang diperhatikan) administrasi negara saling berganti .
3. Paradigma 1 lebih mementingkan “locus”, paradigma 2 menonjolkan “focus”, paradigma 3 kembali lebih mementingkan “locus”, sedang paradigma 4 mementingkan “focus”, dan paradigma 5 berusaha untuk mengaitkan antara “focus” dan “locus” dari administrasi negara.

Masalah Focus dan Locus dari Administrasi Negara
1. Menurut pendapat Maurice Spiers pendekatan-pendekatan dalam administrasi negara adalah pendekatan matematik, sumber daya manusia dan sumber daya umum. Sedang menurut Robert Presthus adalah pendekatan institusional, struktural, perilaku, dan pasca perilaku. Bagi Thomas J. Davy pendekatan yang dimaksud terdiri dari manajerial, psikologis, politis, dan sosiologis.
2. Pendekatan proses administrasi memandang administrasi sebagai satu proses kerja yang dipergunakan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Pendekatan ini juga seringkali disebut dengan pendekatan operasional.
3. Pendekatan empiris hendak melakukan generalisasi atas kasus-kasus yang telah terjadi secara sukses. Pendekatan ini seringkali disebut juga sebagai pendekatan pengalaman.
4. Pendekatan perilaku manusia memandang bahwa pencapaian tujuan-tujuan organisasi tergantung pada penerapan prinsip-prinsip psikologis. Pendekatan ini telah menampilkan aspek manusia sebagai elemen utama administrasi.
5. Pendekatan sistem sosial memandang administrasi sebagai satu sistem sosial. Kesadaran akan berbagai keterbatasan organisasi dapat menumbuhkan semangat kerjasama di antara anggota-anggota organisasi.
6. Pendekatan matematik memandang model-model matematik dapat diterapkan pada administrasi, dengan tujuan untuk melakukan peramalan.
7. Pendekatan teori keputusan memandang pembuatan keputusan sebagai fungsi utama administrasi. Semula pendekatan ini hanya membahas dan melakukan evaluasi terhadap alternatif-alternatif dalam memilih tindakan yang akan diambil, tetapi kemudian pendekatan ini juga mengkaji semua aktivitas organisasi.

ORGANISASI ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
Organisasi
1. Ada dua pengertian yang seringkali dipergunakan untuk maksud yang sama, yakni pengertian organisasi dan pengertian institusi. Keduanya sebenarnya berbeda, Organisasi lebih menunjukkan ikatan-ikatan struktural, sedang institusi lebih menampilkan ikatan-ikatan normatif sosial.
2. Bertitik tolak dari kesadaran akan arti pentingnya organisasi dalam kehidupan sosial, berkembang berbagai macam teori organisasi. Teori-teori organisasi ini dapat dibagi dalam tiga kelompok teori berikut: model tertutup, model terbuka, dan model sintesis.
3. Bentuk organisasi yang paling banyak dijumpai adalah organisasi lini dan staf. Dalam organisasi yang demikian, anggota organisasi terbagi dua: yang berkaitan dengan implementasi organisasi disebut unit lini, dan mereka yang mempunyai aktivitas untuk memberikan nasihat kepada pimpinan disebut unit staf.
4. Koordinasi dapat dipandang sebagai konsekuensi dari adanya pembagian tugas atau spesialisasi. Koordinasi merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk menyatupadukan semua aktivitas organisasi menuju titik yang sama. Sedangkan fungsi pengawasan dilakukan untuk membuat kegiatan yang dilakukan satuan kerja atau unit-unit organisasi berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan demikian dapat dicegah kegiatan-kegiatan yang menyimpang dari rencana.
Dasar-dasar Manajemen
Perkembangan teori manajemen, menurut pendapat Leonard J. Kazmier, dapat dibagi dalam empat periode yakni:
1. Gerakan manajemen ilmiah
2. Prinsip-prinsip umum manajemen
3. Pengaruh dari ilmu perilaku
4. Pendekatan sistem dan kuantitatif.

Fungsi-Fungsi P.O.S.D.Co.R.B. dalam Administrasi Negara
1. Yang mengembangkan tujuh prinsip POSDCoRB adalah Luther H. Gullick. POSDCoRB adalah akronim dari “planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting”. Menurut Gullick ketujuh aktivitas inilah yang pada umumnya dijalankan oleh manajer pada semua organisasi.
2. Perencanaan adalah kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan penyusunan garis-garis besar yang memuat sesuatu yang harus dikerjakan, dan metode-metode untuk melaksanakannya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Henry Fayol telah menunjukkan adanya 8 kriteria bagi suatu rencana yang baik. Dalam pemerintahan, dikenal tiga macam perencanaan, yakni: perencanaan jangka panjang, menengah, dan pendek.
3. Yang dimaksudkan dengan pengorganisasian adalah aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan penyusunan struktur yang dirancang untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Pengorganisasian sebenarnya merupakan proses mengorganisasikan orang-orang untuk melaksanakan tugas pokoknya. Karena itu, dalam administrasi negara masalah organisasi dan personalia merupakan dua faktor utama.
4. Yang dimaksudkan dengan penyediaan staf adalah.pengarahan dan latihan sekelompok orang yang mengerjakan sesuatu tugas, dan memelihara kondisi kerja yang menyenangkan. Dalam upaya mengembangkan staff metode yang dapat dipergunakan, antara lain: latihan jabatan, penugasan khusus, simulasi, permainan peranan, satuan tugas penelitian, pengembangan diri dan seterusnya. Sementara itu ada tiga tipe program pengembangan staf yang terdiri dari: “presupervisory programs”, “middle management programs” dan “executive development programs”.
5. Yang dimaksudkan dengan pengarahan adalah pembuatan keputusan-keputusan dan menyatukan mereka dalam aturan yang bersifat khusus dan umum. Fungsi pengarahan melibatkan pembimbingan dan supervisi terhadap usaha-usaha bawahan dalam rangka pencapalan sasaran-sasaran organisasi. Dalam kaitannya dengan fungal ini, ilmu-ilmu perilaku telah memberikan sumbangan besar dalam bidang-bidang motivasi dan komunikasi.
6. Yang dimaksudkan dengan pengkoordinasian adalah kegiatan-kegiatan untuk mempertalikan berbagai bagian-bagian pekerjaan dalam sesuatu organisasi. Mengenai koordinasi ada beda pandang antara beberapa sarjana. Di satu pihak ada yang memandangnya sebagai fungsi manajemen. Sedang pihak yang lain, menganggapnya sebagai tujuan manajemen. Dalam pandangan yang kedua, keberhasilan koordinasi sepenuhnya tergantung pada keberhasilan atau efektivitas dart fungsi-fungsi perercanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
7. Dengan pelaporan dimaksudkan sebagai fungsi yang berkaitan dengan pemberian informasi kepada manajer, sehingga yang bersangkutan dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan kerja. Jalur pelaporan dapat bersifat vertikal, tetapi dapat juga bersifat horizontal. Pentingnya pelaporan terlihat dalam kaitannya dengan konsep sistem informasi manajemen, yang merupakan hal penting dalam pembuatan keputusan oleh manajer.
8. Penganggaran adalah fungsi yang berkenaan dengan pengendalian organisasi melalui perencanaan fiskal dan akutansi. Sesuatu anggaran, baik APBN maupun APBD, menunjukkan dua hal: pertama sebagai satu pernyataan fiskal dan kedua sebagai suatu mekanisme. Allen Schick mengungkapkan adanya tiga tujuan anggaran: pengawasan, manajemen, dan perencanaan. Sedangkan fungsi anggaran berdasarkan perjalankan historisnya terdiri dari empat macam yaitu: fungsi kontrol, fungsi manajemen, fungsi perencanaan, dan fungsi evaluasi.
BIROKRASI
Pengertian Birokrasi
1. Birokrasi harus dicerna sebagai satu fenomena sosiologis. Dan birokrasi sebaiknya dipandang sebagai buah dari proses rasionalisasi.
2. Konotasi atau anggapan negatif terhadap birokrasi sebenarnya tidak mencerminkan birokrasi dalam sosoknya yang utuh. Birokrasi adalah salah satu bentuk dari organisasi, yang diangkat atas dasar alasan keunggulan teknis, di mana organisasi tersebut memerlukan koordinasi yang ketat, karena melibatkan begitu banyak orang dengan keahlian-keahlian yang sangat bercorak ragam.
3. Ada tiga kecenderungan dalam merumuskan atau mendefinisikan birokrasi, yakni: pendekatan struktural, pendekatan behavioral (perilaku) dan pende-katan pencapaian tujuan.
Tipe Ideal Birokrasi dari Max Weber
1. Apa yang telah dikerjakan oleh Max Weber adalah melakukan konseptualisasi sejarah dan menyajikan teori-teori umum dalam bidang sosiologi. Di antaranya yang paling menonjol adalah teorinya mengenai birokrasi.
2. Cacat-cacat yang seringkali diungkapkan sebenarnya lebih tepat dicerna sebagai disfungsi birokrasi. Dan lebih jauh lagi, birokrasi itu sendiri merupakan kebutuhan pokok peradaban modern. Masyarakat modern membutuhkan satu bentuk organisasi birokratik. Pembahasan mengenai birokrasi mempunyai kemiripan dengan apa yang diamati oleh teori organisasi klasik.
3. Dalam membahas mengenai otorita. Weber mengajukan 3 tipe idealnya yang terdiri dari: otorita tradisional, kharismatik dan legal rasional. Otorita tradisional mendasarkan diri pada pola pengawasan di mana legimitasi diletakkan pada loyalitas bawahan kepada atasan. Sedang otorita kharismatik menunjukkan legimitasi yang didasarkan atas sifat-sifat pribadi yang luar biasa. Adapun otorita legal rasional kepatuhan bawahan di dasarkan atas legalitas formal dan dalam yurisdiksi resmi.
4. Kelemahan dari teori Weber terletak pada keengganan untuk mengakui adanya konflik di antara otorita yang disusun secara hirarkis dan sulit menghubungkan proses birokratisasi dengan modernisasi yang berlangsung di negara-negara sedang berkembang.
5. Tipologi yang diajukan oleh Weber, selanjutnya dikembangkan oleh para sarjana lain, seperti oleh Fritz Morztein Marx, Eugene Litwak dan Textor dan Banks.
Karakteristik Birokrasi
1. Menurut Dennis H. Wrong ciri struktural utama dari birokrasi adalah: pembagian tugas, hirarki otorita, peraturan dan ketentuan yang terperinci dan hubungan impersonal di antara para pekerja.
2. Karakteristik birokrasi menurut Max Weber terdiri dari: terdapat prinsip dan yurisdiksi yang resmi, terdapat prinsip hirarki dan tingkat otorita, manajemen berdasarkan dokumen-dokumen tertulis, terdapat spesialisasi, ada tuntutan terhadap kapasitas kerja yang penuh dan berlakunya aturan-aturan umum mengenal manajemen.
3. Ada dua pandangan dalam merumuskan birokrasi. Pertama, memandang birokrasi sebagai alat atau mekanisme. Kedua, memandang birokrasi sebagai instrumen kekusaan.
4. Ada tujuh hal penting yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan organisasi birokratik.

Pentingnya Birokrasi
1. Teori yang lama memandang birokrasi sebagai instrumen politik. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, teori tersebut ditolak, dengan menyatakan pentingnya peranan birokrasi dalam seluruh tahapan atau proses kebijakan publik.
2. Menurut Robert Presthus, pentingnya birokrasi diungkapkan dalam peranan-nya sebagai “delegated legislation”, “initiating policy” dan”internal drive for power, security and loyalty”.
3. Dalam membahas birokrasi ada tiga pertanyaan pokok yang harus diperhati-kan, (1) bagaimana para birokrat dipilih, (2) apakah peranan birokrat dalam pembuatan keputusan, dan (3) bagaimana para birokrat diperintah. Dalam hubungannya dengan pertanyaan kedua, hal pertama yang perlu disadari adalah ada perbedaan antara proses pembuatan keputusan yang aktual dengan yang formal. Dalam kenyataan birokrat merupakan bagian dari para pembuat keputusan.
4. Pentingnya peranan birokrasi amat menonjol dalam negara-negara sedang berkembang di mana mereka semuanya telah memberikan prioritas kegia-tannya pada penyelenggaraan pembangunan nasional. Di negara-negara ini
Kelemahan dan Problema dalam Birokrasi
1. Kelemahan-kelemahan birokrasi terletak dalam hal:
a. penetapan standar efisiensi yang dapat dilaksanakan secara fungsional
b. terlalu menekankan aspek-aspek rasionalitas, impersonalitas dan hirarki
c. kecenderungan birokrat untuk menyelewengkan tujuan-tujuan organisasi
d. berlakunya pita merah dalam kehidupan organisasi
2. Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam birokrasi sebenarnya tidak berarti bahwa birokrasi adalah satu bentuk organisasi yang negatif, tetapi seperti dikemukakan oleh K. Merton lebih merupakan “bureaucratic dysfunction” dengan ciri utamanya “trained incapacity”.
3. Usaha-untuk memperbaiki penampilan birokrasi diajukan dalam bentuk teori birokrasi sistem perwakilan. Asumsi yang dipergunaksn adalah bahwa birokrat di pengaruhi oleh pandangan nilai-nilai kelompok sosial dari mana ia berasal. Pada gilirannya aktivitas administrasi diorientasikan pada kepen-tingan kelompok sosialnya. Sementara itu, kontrol internal tidak dapat dijalankan. Sehingga dengan birokrasi sistem perwakilan diharapkan dapat diterapkan mekanisme kantrol internal. Teori birokrasi sistem perwakilan secara konseptual amat merangsang, tetapi tidak mungkin untuk diterapkan. Karena teori ini tidak realistik, tidak jelas kriteria keperwakilan, emosional dan mengabaikan peranan pendidikan.
DIarsipkan di bawah: FISIP/HUKUM

Pengantar Ilmu Administrasi Negera
Bag 2
Studi Perilaku dan Sumber Daya
1. Pandangan filosofi mengenai administrasi negara dapat dikelompokkan menjadi dua bagian: pandangan makro dan pandangan mikro.
2. Etika administrasi dibahas dalam hubunganya dengan masalah tujuan dan cara yang diperlakukan dalam lingkungan birokrasi. Etika administrasi dimak-sudkan untuk mendorong agar birokrat menampilkan perilaku yang benar dan berguna.
3. Studi perilaku administrasi berguna:
a. menunjukkan apa yang harus dilakukan pada satu situasi tertentu;
b. memberikan deskripsi lingkungan di mana organisasi bergerak;
c. memberikan kerangka konseptual untuk memecahkan masalah-masalah organisasi
4. Perhatian pada elemen manusia ditujukan untuk menemukan keseimbangan antara kebutuhan organisasi dan individu. Kecenderungan baru yang terdapat dalam administrasi kepegawaian adalah dorongan menumbuhkan partisipasi para pekerja dalam proses pembuatan keputusan.
5. Administrasi keuangan pada tingkat nasional dipandang sebagai issue politik dan sosial. Administrasi keuangan merupakan alat paling penting dalam kehidupan negara. Karena kemampuannya untuk berfungsi sebagai alat koordinasi.

Studi Perbandingan dan Pengembangan
1. Administrasi Pemerintah Daerah berusaha menganalisis pemerintah daerah sebagai fenomena ad inistrasi, sebagai satu bagian penting dalam kehidupan kenegaraan, di mana sistem administrasi pemerintah daerah amat dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional faktor-faktor lingkungan.
2. Perbandingan Administrasi Negara sebagai pendatang baru dalam dunia akademik kelahirannya didorong untuk mencapai dua tujuan sekaligus, yakni: untuk memberikan bobot ilmiah bagi administrasi negara, dan untuk membuat agar semua program bantuan teknis berhasil.
3. Kegiatan-kegiatan dalam rangka studi Organisasi dan Metode meliput tiga hal berikut: penyelidikan organisasi, penyempurnaan metode, dan penelaahan tata ruang.
4. Usaha pengembangan/pelembagaan organisasi adalah suatu usaha untuk memperbaiki efektivitas dan kesehatan organisasi dengan menggunakan ilmu dan pengetahuan perilaku. Pengembangan/pelembagaan organisasi dipandang sebagai analisis segi kemanusiaan dalam seluruh kehidupan organisasi.
5. Perkembangan masyarakat yang semakin kompleks mendorong tumbuhnya studi administrasi terhadap bidang-bidang khusus. Tujuannya adalah untuk lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi.

MASALAH TEORI ADMINISTRASI NEGARA
Pengertian Teori Administrasi Negara
1. Yang dimaksudkan dengan teori administrasi negara adalah serangkaian usaha untuk melakukan konseptualisasi mengenai apakah yang dimaksudkan dengan administrasi negara, bagaimana caranya memperbaiki hal-hal yang dikerjakan oleh administrasi negara, bagaimana menentukan apa yang harus dikerjakan oleh administrator publik, mengapa orang berperilaku tertentu dalam suatu situasi administrasi, dan dengan cara apakah aparatur pemerintah disusun dan dikoordinasi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Salah satu alasan utama mengapa orang mempersoalkan status keilmuan administrasi negara, adalah karena administrasi negara tidak mempunyai inti-teoritis. Banyak teori dalam administrasi negara, tetapi tidak ada teori dari administrasi negara.
3. Para praktisi menggunakan teori administrasi dalam kerangka untuk memberikan rasionale (alasan) dari kegiatan praktis mereka dan untuk membenarkan praktek administrasinya.
4. Administrasi negara baru saja, secara sistematik, mengembangkan teori-teorinya. Arti pentingnya teori administrasi negara terlihat dari kegunaannya untuk meramalkan dan menerangkan gejala administrasi.

Jenis-jenis Teori Administrasi Negara
1. Ada berbagai macam teori administrasi negara yang dikemukakan oleh para ahli. Misalnya yang diajukan oleh:
a) William L Morrow, yang menyebutkan teori administrasi negara terdiri dari:
1. teori deskriptif
2. teori preskriptif
3. teori normatif
4. teori asumtif
5. teori instrumental

b) Stephen P. Robbins, yang mengajukan lima teori administrasi, sebagai berikut:
6. teori hubungan manusia
7. teori pengambilan keputusan
8. teori perilaku
9. teori sistem
10. teori kontingensi

c) Stephen K. Bailey, mengajukan empat teori administrasi negara, sebagai berikut:
11. teori deskriptif
12. teori normatif
13. teori asumtif
14. teori instrumental
2. Empat kategori teori administrasi negara yang dikemukakan oleh Bailey, diangkat dari upaya-upaya yang telah dilakukan untuk memperbaiki proses pemerintahan. Setiap kategori teori tersebut mempunyai pusat perhatian yang berbeda satu sama lain. Teori deskriptif berkaitan dengan soal “apa” dan “mengapa”; teori normatif berkenaan dengan soal “apa yang seharusnya” dan “apa yang baik”; teori asumtif berhubungan dengan soal “pre-kondisi” dan “kemungkinan-kemungkinan”; sedangkan teori instrumental berkenaan dengan soal “bagaimana”dan “kapan”.

Mazhab-mazhab Teori Administrasi Negara
1. Menurut C.L. Sharma ada enam mazhab teori administrasi negara, yakni: mazhab proses administrasi, empirik, perilaku manusia, sistem sosial, matematika, dan teori keputusan.
2. Gerald Caiden mengemukakan delapan mazhab teori administrasi negara, yang terdiri dari: mazhab proses administrasi, empirik, perilaku manusia, analisis birokratik, sistem sosial, pembuatan keputusan, matematika, dan integrasi.
3. Kedelapan mazhab teori administrasi negara seperti yang dikemukakan oleh Caiden, sebenarnya dapat dikelompokkan lagi dalam dua mazhab: mazhab reduksi proses administrasi dan mazhab sistem holistik administrasi. Tetapi pengelompokan ini juga tidak memuaskan, yang pada gilirannya melahirkan mazhab integrasi.
4. Para pendukung mazhab integrasi (integrationis) bermaksud untuk mengintegrasikan semua teori administrasi negara. Ada dua strategi yang mereka tempuh. Pertama dengan melakukan konsolidasi teori-teori administrasi, dan kedua dengan meleburkan semua administrasi negara menjadi satu teori yang tertinggi.

KEBIJAKSANAAN PUBLIK DAN AKUNTABILITAS ADMINISTRASI
Dasar-dasar Kebijaksanaan Publik
1. Studi kebijaksanaan publik merupakan dimensi baru dalam administrasi negara, yang harus tumbuh dengan cepat.
2. Pada umumnya kebijaksanaan publik dimaksudkan sebagai apa yang dilakukan dan apa yang tidak dilakukan oleh pemerintah. Ada tiga faktor yang mengeratkan hubungan kebijaksanaan publik dengan institusi pemerintah:
a. Pemerintah yang memberikan legitimasi pada kebijaksanaan publik
b. Kebijaksanaan publik mengandung aspek yang bersifat universal
c. Pemerintah merupakan satu-satunya lembaga yang dapat melakukan pemaksaan kepada masyarakat.
3. Dasar pembentukan kebijaksanaan publik adalah kepentingan publik. Tetapi, tidak mudah untuk merumuskan apa dan manakah suatu kepentingan yang benar-benar bersifat publik. Karena itu, dikatakan bahwa kepentingan publik adalah kepentingan-kepentingan yang menyangkut kepentingan masyarakat. Atas dasar pandangan demikian, kebijaksanaan publik tidak hanya dibuat oleh pemerintah saja, tetapi dapat juga dibuat oleh organisasi-organisasi lain.
4. Model-model analisis yang dipergunakan untuk menganalisis kebijaksanaan publik menurut Thomas R. Dye adalah model:
a. Sistem
b. Massa Elit
c. Kelompok
d. Rasional
e. Inkremental
f. Institusional.
Sedang menurut Robert Presthus pendekatan-pendekatan dalam analisis kebijaksanaan publik terdiri dari:
a. Kebijaksanaan sebagai Proses Hasil
b. Studi Kasus
c. Strategi Inkremental Terpisah
d. Kebijaksanaan sebagai, variabel Independen.
Proses Kebijaksanaan Publik
1. Tahap yang ada dalam proses kebijaksanaan publik, menurut Anderson terdiri dari: formasi masalah, formulasi kebijaksanaan, adopsi kebijaksanaan, implementasi kebijaksanaan, dan evaluasi kebijaksanaan; menurut Jones proses kebijaksanaan publik terdiri dari: persepsi, definisi, agregasi, organisasi, evaluasi, dan terminasi kebijaksanaan; menurut Brewer tahap-tahap dalam proses kebijaksanaan publik adalah: estimasi, seleksi, implementasi, evaluasi dan terminasi kebijaksanaan; menurut Mc Nichols proses kebijaksanaan publik terdiri dari: tahap formulasi, tahap implementasi, tahap organisasi, tahap interpretasi, dan tahap reformulasi. Modul ini memandang proses kebijaksanaan publik terdiri dari empat tahap berikut: formulasi kebijaksanaan, implementasi kebijaksanaan, evaluasi kebijaksanaan, dan terminasi kebijaksanaan.
2. Formulasi kebijaksanaan membahas cara masalah publik memperoleh perhatian dari pembuat kebijaksanaan, cara perumusan usul kebijaksanaan, dan cara memilih salah satu usul kebijaksanaan di antara alternatif-alternatif. Formulasi kebijaksanaan sangat erat hubungannya dengan konsep kepentingan publik.
3. Implementasi kebijaksanaan menunjuk pada pelaksanaan kebijaksanaan publik secara etektif. Kesulitan yang timbul dalam tahap ini adalah sukarnya menentukan hasil kebijaksanaan, karena adanya dampak yang tidak teran-tisipasi sebelumnya.
4. Evaluasi kebijaksanaan dimaksudkan untuk mengukur efektifitas dan dampak kebijaksanaan. Alat yang dapat dipergunakan antara lain “performance budgeting”, “program budgeting” dan PPBS. Untuk melaksanakan evaluasi kebijaksanaan diperlukan standar pengukuran yang baku. Tetapi dalam kenyataannya indikator-indikator yang dipergunakan tidak sepenuhnya mampu menerangkan kualitas penampilan program.
5. Terminasi kebijaksanaan menunjuk proses penyelesaian satu kebijaksanaan. Hal ini timbul, jika tujuan kebijaksanaan sudah tiada. Ada pelbagai hambatan dalam melakukan terminasi kebijaksanaan. Cara-cara untuk mengatasi hambatan ini adalah kebijaksanaan memberikan rangsangan, dan melakukan identifikasi terhadap titik rawan yang mengalami terminasi.

Akuntabilitas Administrasi
1. Ada dua istilah yang seringkali digunakan saling berganti dalam studi administrasi negara, yakni: pertanggungan jawab dan akuntabilitas. Sebenarnya, keduanya dapat dibedakan. Akuntabilitas menunjuk locus hierarkis dan legal dari tanggung jawab. Sedang tanggung jawab mempunyai konotasi personal, moral, dan tidak perlu dihubungkan dengan peranan, status, dan kekuasaan yang bersifat formal.
2. Akuntabiiitas administrasi merupakan hal pokok dalam pikiran-pikiran negara demokratik modern. Ia mengesankan sebagai suatu dasar moral bagi pejabat publik dalam melakukan kegiatannya.
3. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai apakah sistem administrasi berjalan secara bertanggung jawab. Pendekatan pertama memusatkan perhatiannya pada keseluruhan sistem; sedangkan pendekatan kedua berfokus pada pertanggungan jawab individual.
4. Sarana yang dapat dipergunakan untuk menjamin administrasi yang bertang-gung jawab adalah: sarana legal/institusional, moral dan politik.

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA INDONESIA

Pemikiran Sistem
1. Teori sistem merupakan kerangka konseptual atau satu cara pendekatan yang dipergunakan untuk menganalisis lingkungan atau gejala yang bersifat kompleks dan dinamis.
2. Pendekatan sistem, pertama melihat sesuatu secara keseluruhan. Baru kemudian mengamati bagian-bagiannya (sub-subsistem); di mana bagian-bagian (sub-subsistem) itu saling melakukan interaksi dan interrelasi.
3. Karakteristik sistem menurut Schoderbek terdiri dari: interrelasi, interdependensi, holisme, sasaran, masukan dan keluaran, transformasi, entropi, regulasi, hierarki, diferensiasi, dan ekuifinaliti. Sedang sarjana lain, menunjukkan bahwa karakteristik sistem terdiri dari masukan, proses, keluaran dan umpan balik.
4. Yang dimaksud dengan sistem administrasi negara adalah “struktur untuk mengalokasikan barang dan jasa dalam satu pemerintahan”. Karakteristik sistem administrasi negara terdiri dari masukan, proses/konversi, keluaran, dan umpan balik.
5. Studi ekologi dalam administrasi negara dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai administrasi negara yang sesuai dengan lingkungan penerimanya. Studi ekologi harus diterjemahkan sebagai satu cara pandang untuk mendekati hubungan sistem administrasi dengan faktor-faktor non-administrasi.

Sistem Administrasi Negara Indonesia
1. Sistem administrasi negara Indonesia haruslah diterjemahkan sebagai bagian integral dari sistem nasional.
2. Landasan, tujuan, dan asas sistem administrasi negara adalah sama dengan landasan, tujuan, dan asas sistem nasional, yang tertera dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Garis-Garis Besar Haluan Negara.
3. Penyempurnaan dan perbaikan terhadap sistem administrasi negara diarahkan untuk memperkuat kapasitas administrasi. Kegiatan ini merupakan satu proses rasionalisasi terhadap sistem administrasi, agar dapat memenuhi fungsinya sebagai instrumen pembangunan dan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
4. Selama Orde Baru telah dilakukan usaha-usaha yang konsisten untuk memperbaiki sistem administrasi negara.
DIarsipkan di bawah: FISIP/HUKUM

Minggu, 05 September 2010

rinacahyani'sblog: Dibandingkan Perempuan Barat, Muslimah Diakui Lebih Hebat di Bidang Sains

rinacahyani'sblog: Dibandingkan Perempuan Barat, Muslimah Diakui Lebih Hebat di Bidang Sains

berita menarik

-Jangan-jangan teroris Noordin M Top cuma fiksi, kata seorang kriminolog Universitas Indonesia. Dia curiga karena polisi belum juga bisa memastikan siapa sebenarnya yang tewas dalam penyerangan Densus 88 beberapa waktu lalu [Jawa Pos].

-Seorang pengantin wanita di Cina mengenakan gaun pernikahan terpanjang di dunia, mencapai 2 kilometer lebih. Ada-ada saja [BBC].


-Para isteri jangan terlalu cerewet. Seorang suami nekad meloncat ke sungai Yangtze dari atas kapal karena dia tidak tahan mendengar suara isterinya yang mengomel terus-terusan [Okezone].

-Berita menarik ini adalah salah satu bukti “betapa hebatnya” peraturan di Indonesia. Seorang tersangka kasus korupsi di Kota Gorontalo dilantik menjadi anggota DPRD [Antara].

-Stop merokok, kami tanggung biaya pernikahanmu. Itulah kampanye sebuah lembaga sosial di Arab Saudi untuk mengajak pemuda di sana berhenti merokok. Siapa yang mau berhenti mengisap rokok, lembaga itu akan mengongkosinya saat pesta pernikahan [BBC].

-Pemerintah Turki bikin peraturan tegas: Dilarang merokok dalam bar dan restoran. Sebelumnya juga telah dilarang merokok di kantor-kantor instansi pemeritah dan tempat umum lainnya. Para pemilik warung protes, apalagi mereka pun bisa didenda sampai Rp40 juta apabila membiarkan tamunya merokok [Associated Press via Tempo Interaktif].

-Seorang pemuda dan seorang wanita menikah karena keduanya memiliki nama yang sama. Mereka berjumpa di situs jejaring pertemanan Facebook. Nama perempuan itu adalah Kelly Katrina Hildebrandt dan kekasihnya Kelly Carl Hildebrandt [Associated Press via JPNN].



Sekian saja dulu koleksi tautan artikel dan berita menarik dari jagad maya.

Perilaku seks bebas remaja dalam kaitannya dengan nilai cintai kasih dan tanggung jawab

Masa remaja merupakan masa-masa indah dimana para remaja bebas mengekspresikan diri mereka dalam upaya pencarian jati diri. Namun masa remaja juga merupakan masa yang rentan khususnya ditengah dunia yang saat ini sudah semakin meng’global’. Mengapa demikian? Karena dengan begitu, para remaja akan semakin bebas dalam bergaul dan secara perlahan dapat mengakibatkan para remaja melupakan norma dan aturan yang terdapat dalam masyarakat. Melihat realita kehidupan remaja saat ini, ternyata sejumlah persoalan telah menghadang dihadapan kita. Salah satunya mengenai perilaku seks bebas remaja yang saat ini cenderung sudah menjadi hal yang tidak tabu lagi dikalangan masyarakat umum.
Perilaku seks bebas khususnya yang terjadi dikalangan remaja terjadi karena beberapa faktor, diantaranya karena kondisi mereka yang  sedang dalam pencarian jati diri, sehingga mereka terdorong untuk mencoba segala sesuatunya yang menurut mereka merupakan suatu hal yang baru. Selain itu seks bebas yang terjadi ‘yang katanya’ juga dilatarbelakangi sebagai salah satu pembuktian rasa cinta kasih kepada pasangannya. Ini terbukti dalam buku Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan yang ditulis oleh Salim A. Fillah, yang secara cerdas menyingkap bahwa sebenarnya para ‘penipu’ menggunakan kata cinta untuk mewakili nafsu keji yang mereka selimutkan sepanjang proses pendahuluan (perkenalan) sampai zina yang disebut sebagai pembuktian cinta. Jadi sudahlah jelas bahwa perilaku seks bebas remaja yang selama ini seringkali mengatasnamakan rasa cinta kasih, sangatlah tidak benar. Terlebih lagi jika kita merujuk pada pengertian atau apa yang dimaksud dengan kata-kata ‘cinta kasih’ itu sendiri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, Balai Pustaka 1996), cinta dalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada) atau rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hampir sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Tetapi jika kita kaitkan dengan perilaku seks bebas remaja yang sering kali mengatasnamakan cinta, maka ini menjadi hal yang kontradiktif. Cinta dan kasih merupakan dua hal yang mempunyai makna suci. Sedangkan seks bebas bukan implementasi dari kedua kata tersebut. Jadi sangatlah tepat, jika dikatakan bahwa seks bebas merupakan pelampiasan nafsu belaka.
Dalam makna yang lebih luas lagi, kata-kata cinta kasih sering kali mengandung nilai-nilai kemanusiaan, seperti tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan suatu keharusan untuk menanggung akibat yang ditimbulkan oleh suatu persoalan yang sudah atau akan terjadi. Selain itu, tanggung jawab juga mempunyai beberapa pengertian, salah satunya adalah, tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah lakunya atau perbuatannya, berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya 1). Kalimat “Berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya”, mengandung arti bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan dan makhluk sosial haruslah menjalani kewajbannya, dalam hal ini berupa menjalani perintah Tuhan dan mematuhi norma masyarakat yang berlaku. Dalam kaitannya dengan seks bebas, cukuplah jelas bahwa seks bebas melanggar nilai-nilai atau ketentuan tersebut (dalam konteks ini tanggung jawab).
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa para remaja yang terjebak dalam seks bebas sebenarnya belum memahami secara pasti makna dari kata cinta kasih, sehingga seringkali mereka mengatasnamakan kata-kata tersebut untuk melampiaskan nafsu mereka dikarenakan seks merupakan suatu hal yang baru menurut mereka, sehingga mereka tergiur untuk mencobanya. Selain itu mereka juga belum cukup memahami nilai tanggung jawab seorang manusia sebagai makhluk Tuhan dan makhluk sosial yang hidup ditengah masyarakat yang kehidupannya diatur dalam norma-norma.  Dari hal ini dapat pula ditarik kesimpulan bahwa kekurangpahaman mereka mengenai perilaku seks bebas, lebih dikarenakan kurangnya pendidikan seks yang mereka dapatkan baik di sekolah, keluarga maupun di masyarakat. Sehingga saya berharap sekali bahwa pendidikan seks di Indonesia dapat lebih disosialisasikan agar tidak banyak lagi para remaja yang terjebak dalam perilaku seks bebas, walaupun keadaan dunia saat ini sudah sangat meng’global’.

1) Dikutip dari buku Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi Universitas Indonesia-Buku Ajar II, Cetakan kedua, Agustus 2010, hlm. 61.

Jumat, 03 September 2010

Dibandingkan Perempuan Barat, Muslimah Diakui Lebih Hebat di Bidang Sains

Selasa, 24/08/2010 07:19 WIB | email | print | share

Ketika negara-negara Barat meributkan bahkan gencar memberlakukan larangan muslimah berjilbab dan bercadar di tempat-tempat umum termasuk institusi pendidikan, ketika sebagian besar masyarakat Barat masih berpandangan bahwa Islam merendahkan dan menindas kaum perempuan, perempuan-perempuan muslim justru muncul sebagai kaum perempuan yang paling berpendidikan di seluruh dunia. Bahkan di negara Arab Saudi, yang memberlakukan aturan Islam yang ketat terhadap kaum perempuannya. Para muslimah di Arab Saudi rata-rata lulusan universitas dan menjadi kaum perempuan yang berprestasi dan sukses di dunia, antara lain di bidang ilmu pengetahuan.
Badan PBB yang membidangi masalah pendidikan, UNESCO dalam laporan terbarunya menyebutkan bahwa kaum perempuan yang mendaftarkan diri ke jenjang universitas dan kaum perempuan yang menyandang gelar sarjana di Arab Saudi jumlahnya melebihi rata-rata jumlah kaum perempuan di Barat yang bergelar sarjana atau mengenyam pendidikan sampai tingkat universitas.
Laporan UNESCO juga menyebutkan, di 13 negera muslim, kaum perempuan yang menggeluti bidang ilmu pengetahuan persentasenya lebih tinggi dibandingkan kaum perempuan di AS. Bahkan di Arab Saudi, 40 persen sarjana yang bergelar doktor adalah kaum perempuan ! Diantara tokoh Arab masa kini yang dikenal aktif mengenalkan sains pada kaum perempuan sehingga mereka berminat mempelajari atau terjun ke dunia sains adalah Syaikh Mozah dari Qatar dan Puteri Sumaya di Yordania.
Tak diragukan lagi, perempuan-perempuan muslimlah yang kini memimpin revolusi sains di dunia Islam. Salah seorang muslimah yang prestasinya di bidang ilmu pengetahuan sudah diakui dunia dunia adalah Samira Islam. Seorang muslimah asal Saudi yang bergelar PhD dan satu dari sedikit perempuan dunia yang mendapat penghargaan "Women in Science" dari UNESCO.
Di negara asalnya, Samira berperan penting dalam mengembangkan sistem pendidikan bagi kaum perempuan. Ia mengatakan, dalam banyak hal, kondisi di Arab Saudi pada akhir tahun 1950-an--saat ia masih remaja--sangat jauh berbeda dengan sekarang. "Pada masa itu jumlah sekolah masih sangat sedikit dan pendidikan bagi kaum perempuan masih sangat primitif. Sebagian besar orang tua di Saudi lebih senang anak perempuannya diam di rumah, hanya belajar Al-Quran. Itulah pendidikan maksimal kaum perempuan Saudi kala itu," tutur Samira.
Tapi Samira beruntung memiliki orang tua, terutama ayahnya yang menginginkannya mendapatkan pendidikan yang baik. Ayah Samira menyewa jasa guru dari sekolah lokal untuk membimbing Samira belajar. Ketika memasuki jenjang sekolah menengah pertama, ayah Samiran menyadari fasilitas pendidikan jenjang sekolah menengah bagi anak perempuannya sangat minim di Saudi. Samira lalu dikirim ke Mesir untuk melanjutkan sekolah dan akhirnya berhasil menyelesaikan pendidikannya sampai mendapat gelar PhD di bidang farmasi.
"Gelar PhD yang berhasil saya raih menjadi berita besar di Saudi dan banyak orang yang mewawancarai ayah saya," kata Samira.
Ia lalu bercerita, "Ada sebuah surat kabar yang mewawancarai ayah saya, itu adalah terakhir kalinya ayah saya diwawancarai sebelum ia wafat. Pertanyaan terakhir yang ditanyakan wartawan surat kabar itu pada ayah saya adalah, bagaimana perasaannya tentang puterinya, yang menjdi perempuan Saudi pertama bergelar PhD. Ayah saya menjawab, 'Sekarang, saya bisa menerima kematian dengan tenang.'" Beberapa bulan kemudian, ayah Samira wafat dan Samira memutuskan untuk kembali ke Arab Saudi.
Samira kemudian bekerja Universitas King Abdul Aziz yang membuka perkualiahan khusus untuk mahasiswi meski mereka tidak diizinkan mendaftarkan diri secara resmi di universitas tersebut. Tapi tak banyak kaum perempuan yang mengikuti program perkuliahan itu karena jadwal kuliahnya selepas maghrib dan lokasi gedung kuliah yang terpisah dari kompleks universitas. Samira tidak nyaman dengan kondisi ini. Ia lalu memperjuangkan agar program perkuliahan khusus untuk mahasiswi dijadikan program resmi universitas tersebut.
Perjuangan Samira tidak berjalan mulus karena masyarakat Saudi masih sangat fanatik dan masih beranggapan bahwa kaum perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan di luar rumah. Pimpinan Universitas King Abdul Aziz mengingatkan Samira bahwa kelompok-kelompok fanatik akan membunuhnya jika nekad membuka perkuliahan khusus untuk mahasiswi. Tapi Samir bersikeras minta diberi kesempatan.
"Memang ada kelompok masyarakat yang fanatik--saya tidak senang menggunakan istilah kaum Islamis--yang merusak citra Islam, karena diantara mereka ada kalangan oportunis yang menentang sekolah untuk anak perempuan. Kelompok ini mendatangi Raja Faisal dan mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan anak-anak perempuan mereka sekolah. Raja Faisal lalu mengatakan, 'Bahkan jika sekolah itu ada di gurun pasir, siapa saja yang mau sekolah silahkan sekolah, yang tidak mau ke sekolah tidak perlu datang ke sekolah,'" papar Samira menceritakan pengalamannya.
Perjuangan Samira mulai membuahkan hasil pada tahun 1974. Anak-anak perempuan boleh secara resmi mendaftarkan diri ke universitas. Mereka bisa mengambil jurusan kedokteran dan sains. "Waktu berjalan dengan cepat dan sebagian besar masyarakat sekarang sudah bisa menerima perubahan itu," ujar Samira.
Di tahun pertama, kata Samira, ada 40 mahasiswi yang mendaftarkan diri ke jurusan sains dan 60 mahasiswi mendaftarkan diri ke fakultas kedokteran. Sekarang, 55 persen dari jumlah total mahasiswa di Saudi adalah kaum perempuan. "Saya tidak tahu apakah ini karena pengaruh dari pengalaman saya tinggal di Mesir, tapi saya ingin melihat adanya perubahan meski lambat, dan banyak hal yang kini telah berubah. Kami memiliki muslimah-muslimah yang terbukti cerdas dan mampu menjadi seorang ilmuwan," tandas Samira.
Itu baru Arab Saudi, belum negara-negara muslim lainnya yang cenderung lebih memberi kelonggaran bagi kaum perempuan untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Laporan UNESCO menunjukkan bahwa para muslimah dari dunia Islam sudah mengalahkan kaum perempuan di Barat dari sisi pendidikan. Bukan tidak mungkin, dunia ilmu pengetahuan di dunia yang pernah berjaya di tangan para ilmuwan muslim, di masa depan akan berada di tangan para muslimah-muslimah dari negeri-negeri muslim. (ln/elan)
Komentar Anda? ( Komentar Masuk : 8 )

Pendeta Terry Jones : Hari Membakar Al-Qur'an Memperingati 9/11

Pendeta Terry Jones : Hari Membakar Al-Qur'an Memperingati 9/11

Senin, 30/08/2010 08:41 WIB | email | print | share
Pendeta Terry Jones adalah pendeta Dove World Outreach Center yang berencana untuk memimpin massa dalam acara "Hari Bakar Quran" dalam rangka memperingati - 9 / 11, mengatakan pada MSNBC kemarin bahwa maksudnya melakukan itu adalah untuk mengirimkan "pesan yang sangat jelas kepada para radikal Muslim," bahwa Amerika Serikat tidak akan mentolerir hukum syariah di pengadilan mereka.
Jones mengatakan ia takut bahwa AS akan menjadi seperti Eropa, di mana umat Islam "populasinya meningkat, menuntut hukum syariah, pengadilan syariah, yang merupakan bentuk hukuman yang sangat keras." Hari bakar Quran, katanya, adalah sebuah peringatan bahwa hal-hal itu tidak bisa diterima di Amerika.
Ketika berbicara dengan Chris Matthews, Jones ditanya apakah orang akan memiliki reaksi positif atau negatif terhadap rencananya itu, ia menjawab. "Saya pikir itu akan positif," kata Jones.
"Kita berurusan dengan masyarakat dan dengan hukum syariah yang membenarkan pembunuhan dan perajaman kaum homoseksual, dan para pezinah dirajam," lanjutnya.
Kata Jones: Dan apa yang kita capai dengan pembakaran Quran adalah untuk mengirim pesan yang sangat jelas dan radikal bagi umat Islam, bahwa hukum Syariah tidak diterima di Amerika.
Matthews juga bertanya jika mantan Presiden AS, George Bush menelefonnya secara pribadi, apakah Jones akan berubah pikiran, dan Jones mengatakan tidak: "Kami akan terus maju," jawabnya.
Al-Qur'an adalah wahyu dari Allah Azza Wa Jalla yang diturunkan kepada Baginda Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam melalui Malaikat Jibril, sebagai penutup semua kitab-kitab sebelumnya, dan kaum Muslimin mengimaninya. Dan, Kitab Al-Qur'anul Karim itu, juga merupakan minhajul hayahy bagi kaum muslimin di seluruh dunia.
Tidak ada relasi antara pemboman Gedung WTC (World Trade Center) di Manhattan (New York) yang terjadi pada 9/11 yang lalu. Dan, sampai sekarang belum pernah dibuktikan siapa pelaku pemboman itu. Tapi, mengapa pendeta Terry Jones akan melakukan prosesi pembakaran Al-Qur'an sebagai cara memperingati peristiwa itu?
+++
Dengan ini rubrik dialog sebelumnya kami tutup, dan menyampaikan terima kasih atas pertisipasi para pembaca.
Komentar Anda? ( Komentar Masuk : 103 )